Minggu, 19 Januari 2014

Tentang Anak Perempuan Yang Belum Dewasa



Bu, aku belum siap.
Melangkahkan kakiku sendiri dengan mantap,
Aku ingin kau selalu mendekap,
Ketika aku jatuh dan tengkurap.

Bu, bagaimana nanti ?
Kalau aku sendiri ?
Aku tak terbiasa seorang diri,
Memasak dan mencuci.

Bu, apa yang seharusnya aku lakukan?
Jika aku sakit dan tak ada kawan ?
Bu, apa yang harus aku perbuat?
Jika nanti kudapati barangku tak terawat ?

Pak, aku belum siap.
Berjalan sendiri dengan langkah yang gagap.
aku takut terperangkap.
Tau tau arah dan terjebak dalam gelap.

Pak bagaimana nanti?
ketika aku dihujani rasa malu karena ketidaktahuanku?
Adakah kau masih disisi?
Menemani dan membelaku dengan segenap jiwamu ?

Pak apa yang seharusnya aku lakukakan ?
agar aku tak pernah mudah menyerah ?
ketika aku sedang gundah,
atau sendang letih dan lelah ?

Bu, aku masih ingin kau suapi tiap pagi,
Aku masih mau segelas susu coklat kudapati di meja makan tiap pagi,
Aku masih ingin kau masaki itu dan ini,
Aku masih ingin bonekaku kau rawati,

Pak, masih ingin merengek minta dibelikan ini itu,
Aku masih ingin kau cubit selalu hidungku,
Aku masih ingin kau telfonaku tiap waktu,
Aku masih mau kau antar kemanapun aku mau,

Bu, aku masih mau kau temaniku tidur,
Pak, aku masih ingin mendengarmu mendengkur,
Bu,aku masih mau kau rebuskan air untukku mandi,
Pak, aku masih ingin kau buatkan aku roti,

anak perempuanmu ini,
memang sudah saatnya untuk mandiri,
tapi jauh dalam hati,
iya tak mau sendiri,
dia ingin kau selalu menemaninya,
entah sampai kapan hingga ajal menjemputnya J
                                                                                                                Yogyakarta, 19 Januari 2014. Menulis diantara bapak dan ibu yang tidur terlelap

0 komentar:

Posting Komentar